www.flickr.com

Sunday, February 21, 2010

Jejak Langkah Dr. Ali Syariati: Sebuah Biografi Perjuangan

Oleh Ahmad Y. Samantho

“Sebentar lagi SBY akan jadi gubenur jendral AS negara bagian ke-51. Parpol-parpol Islam ibarat negara teluk yang diperas kekayaan minyaknya. Yang genting sekarang ialah masalah pengkhianatan, bahkan pelacuran intelektual. Diam-diam kita merindukan orang seperti Ali Syariati dan Morales. Bravo mustad’afin.” (Abdul Hadi WM)

Itulah bunyi satire sebuah pesan singkat (SMS) sekitar sebulan yang lalu (31 Mei) kepada penulis, dari salah seorang tokoh budayawan-intelektual terkemuka Indonesia. Dialah Prof.Dr. Abdul Hadi WM, Sastrawan-budayawan sufi dan juga dosen senior di beberapa kampus seperti UI, Universitas Paramadina, The Islamic College, dan lain-lain.

Ungkapan Abdul Hadi, yang dikenal juga sebagai sastrawan sufistik, boleh jadi hanya sebuah opini. Bisa benar bisa tidak. Tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. Apalagi di masa gaduh kampanye para capres-cawapres beserta tim suksesnya. Namun demikian Abdul Hadi dikenal non-partisan dan bukan politikus pragmatis. Keprihatinannya mungkin lebih didorong oleh spirit intelektualisme dan kegalauan ruhaniyahnya akan perjalanan nasib bangsa dan negara Indonesia kini.

Siapa Ali Syariati?

Satu revolusi yang dicatat oleh beberapa sarjana tingkat dunia sebagai revolusi yang paling spektakuler sepanjang rejarah dunia adalah revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Imam Khomeini di Iran. Namun di balik gemuruh revolusi Islam itu juga tak dapat diabaikan peran besar salah satu aktor intelektual utamanya: Dr. Ali Shariati.

Ali Shariati dilahirkan pada 1933 di Mazinan, Pinggiran kota Sabzevar, Iran. Ayahnya seorang orator nasionalis progresif yang kelak ikut serta dalam gerakan-gerakan politik anaknya.

Ketika belajar di Sekolah Pendidikan Keguruan, Shariati bergaul dekat dengan para pemuda golongan ekonomi lemah (Mustad’afin), sehingga ia menyaksikan dan merasakan sendiri kemiskinan dan kehidupan yang berat yang ada di Iran pada masa itu.

Di usia 18 tahun ia mulai mengajar. Pada saat yang sama ia pun berkenalan dengan banyak aspek pemikiran filsafat dan politik Barat, seperti yang tampak dari tulisan-tulisannya. Ia berusaha menjelaskan dan memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi masyarakat Muslim Iran melalui prinsip-prinsip Islam tradisional yang terjalin dan dipahami dari sudut pandang sosiologi dan filsafat modern. Shariati juga sangat dipengaruhi oleh pemikiran Maulana Jalaluddin Rumi dan Muhammad Iqbal.

Shariati lalu pergi ke Tehran dan mulai mengajar di Institut Hosseiniye Ershad. Kuliah-kuliahnya kembali sangat populer di antara mahasiswa-mahasiswanya dan akibatnya berita menyebar dari mulut ke mulut hingga ke semua lapisan ekonomi masyarakat, termasuk kelas menengah dan atas yang mulai tertarik akan ajaran-ajaran Shariati.

Pihak Kekaisaran Iran kembali menaruh perhatian khusus terhadap keberhasilan Shariati yang terus berlanjut. Dan polisi pun segera menahannya bersama banyak mahasiswanya. Tekanan yang luas dari penduduk Iran dan tekanan internasional akhirnya mengakhiri masa penjaranya selama 18 bulan. Ia dilepaskan oleh pemerintah Shah Pahlevi pada 20 Maret 1975 dengan syarat-syarat khusus yang menyatakan bahwa ia tidak boleh mengajar, menerbitkan, atau mengadakan pertemuan-pertemuan, baik secara umum maupun secara pribadi. Aparat keamanan dan intelejen SAVAK mengawasinya dengan ketat.

Shariati menolak syarat-syarat ini dan memutuskan hijrah meninggalkan negaranya dan pergi ke Inggris. Tiga minggu kemudian, pada 19 Juni1977, ia mati syahid dibunuh oleh agen-agen SAVAK.

Shariati dianggap sebagai salah satu pemimpin filosofis paling berpengaruh dari Iran di masa pra-revolusi Islam. Pengaruh dan popularitas pemikirannya terus dirasakan di seluruh masyarakat Iran bertahun-tahun kemudian.

Ideologi Dan Perjuangan Shariati

Dr. Ali Shariati mempelajari dan menghayati banyak mazhab pemikiran filsafat, theology, sosiology dengan satu sudut pandang Islami. Sebagian orang menyebutkan bahwa dia adalah Muslim Muhajir (yang berhijrah) yang muncul dari kedalaman samudra mysticism (tasawuf) timur, lalu mendaki ketinggian pesona gunung sains sosial Barat. Namun tidak sampai terperangkap pesona itu, lalu dia kembali ke tengah-tengah kita dengan semua permata yang didapat dari perjalanannya.

Dr. Ali Shariati juga bukan seorang fanatik reaksioner yang melawan apapun yang baru tanpa suatu ilmu pengetahuan; dia juga bukanlah seorang “intelektual terbaratkan” yang meniru segala dari Barat tanpa pertimbangan yang indipenden.

Karena dapat mengetahui kondisi dan kekuasaan pada zamannya, ia memulai kebangkitan Islami-nya dengan melakukan pencerahan terhadap massa rakyat, khususnya kalangan muda, melalui kuliah, ceramah, demonstrasi dan gerakan sosial-politik.

Dia percaya jika elemen muda masyarakat ini mempunyai keimanan Islam yang benar, mereka akan secara total mengabdikan dirinya dan aktif menjadi elemen mujahid yang rela mengorbankan bahkan nyawanya untuk cita-cita idealnya.

Dr. Ali Shariati secara konstan berjuang untuk menciptakan nilai-nilai kemanusiaan di dalam diri generasi muda, di mana sebelumnya nilai-nilai tersebut telah dirusak oleh metode saintifik ( mpirisme-positivisme ilmiah) dan teknis.

Dia dengan antusias berusaha untuk memperkenalkan kembali al-Qur’an dan sejarah Islam kepada generasi muda sehingga mereka dapat menemukan jati diri mereka yang sejati dalam semua dimensi kemanusiaanya dan dapat berjuang melawan semua kekuatan masyarakat yang dekaden dan korup.

Untuk memperjuangkan ideologinya Dr. Ali Shariati menulis banyak buku. Beberapa karyanya dapat dilihat dalam daftar di bawah ini. Dalam semua tulisannya, dia berusaha menyajikan gambaran yang jernih dan asli tentang Islam. Dia sangat percaya bahwa kaum intelektual dan generasi muda dapat dengan sukses merealisasikan kebenaran keimanannya dan berupaya melakukan perubahan sosial dengan sukses.

Dari jejak langkah perjuangannya, Syahadah (martyrdom) Nabi Muhammad SAW, Imam Ali AS dan Imam Husein AS, adalah ruh syuhada yang mengantarkan kematian syahidnya Dr. Ali Syariati dan kemenangan Revolusi Islam Iran.

Buku-buku dan ceramah Shariati yang terpenting

1- The Pilgrimage (Hajj) (Haji)

2- Where Shall We Begin? (Di Mana Kita Harus Mulai?)

3- Mission of a Free Thinker (Misi Seorang Pemikir Bebas)

4- The Free Man and Freedom of the Man (Manusia Bebas dan Kebebasan Manusia)

5- Extracton and Refrinement of Cultural Resources (Penggalian dan Peningkatan Sumber-sumber Budaya)

6- Martyrdom (Mati Syahid) (buku)

7- Arise and Bear Witness (Bangkit dan Bersaksilah)

8- An approach to Understanding Islam (Suatu Pendekatan untuk Memahami Islam)

9- A Visage of Prophet Muhammad (Gambaran tentang Nabi Muhammad)

10-A Glance of Tomorrow’s History (Sekilas tentang Sejarah Masa Depan)

11-Reflections of Humanity (Refleksi tentang Umat Manusia)

12-A Manifestation of Self-Reconstruction and Reformation (Manifestasi tentang Rekonstruksi dan Pembaruan Diri)

13-A Manifestation of Self-Reconstruction and Reformation (Manifestasi tentang Rekonstruksi dan Pembaruan Diri)

14-Selection and/or Election (Seleksi dan/atau Pemilihan)

15-Norouz, Declaration of Iranian’s Livelihood, Eternity (Norouz, Deklarasi tentang Kehidupan Iran, Kekekalan)

16-Expectations from the Muslim Woman (Tuntutan-tuntutan terhadap Perempuan Muslim)

17-Horr (Pertempuran Karbala)

18-Abu-Dahr (Abu Dzar al-Ghifari)

19-Islamology (Islamologi)

20-Red Shi’ism vs. Black Shi’ism (Syiah Merah vs. Syiah Hitam)

21-Jihad and Shahadat (Jihad dan Syahadat)

22-Reflections of a Concerned Muslim on the Plight of Oppressed People (Refleksi Seorang Muslim yang Prihatin terhadap Penderitaan Rakyat Tertindas)

23-A Message to the Enlightened Thinkers (Pesan kepada Para Pemikir yang Tercerahkan)

24-Art Awaiting the Saviour (Seni Sedang Menantikan Juruselamat)

25-Fatemeh is Fatemeh (Fatemeh adalah Fatemeh)

26-The Philosophy of Supplication (Filsafat Syafaat)

Nota: Blog Ahmad Samantho adalah di ahmadsamantho.wordpress.com. Namun, tulisan ini diperoleh di: http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/011/05.htm

No comments: