www.flickr.com

Sunday, January 25, 2009

Penjara Manusia

Yang menyanggah agamawan sering berhujah atas nama kebebasan. Tanpa sedar, sebahagian dari hujah-hujah agamawan ada benarnya.

Kebebasan adalah kesenian. Sebuah tiang seri dalam nilai-nilai kemanusiaan. Tapi, tentu sekali kebebasan yang dinikmati manusia ada batasnya.

Buktinya?

Manusia sama sekali tidaklah merdeka-mutlak. Manusia tidak lahir dalam kehendak yang ditentukannya, meskipun boleh tumbuh--dalam fasa-fasa tertentu--dalam pilihannya. Manusia tiada pilihan lain, selain menerima segala sifat-sifat leluhurnya, ketentuan iklim sekitarnya, binaan sosial masyarakatnya, bahasa tradisi kaumnya, dan pengaruh agama di peringkat awalnya. Semua ini, jelas sekali menunjukkan yang manusia itu ada juga bahagian terikatnya. Ternyata, sejarah itu bukan saja pengajaran, tapi juga adalah penjara.

Jadi, siapa kata manusia itu bebas mutlak?

4 comments:

Kabasaran Soultan said...

Kebebasan mutlak hanya ada dalam pikiran kita atau "dunia dalam" ,sementara dalam ekspresi ke dunia luar/nyata kita harus berdamai dengan keadaan / kondisi sekitar dan itulah penjara kebebasan ...namun setidak-tidaknya antara rangsangan yang kita terima dengan respon yang akan kita berikan ada momentum yang tuhan anugerahkan untuk kita bisa memilih seperti ;

1.Kita bebas memilih karakter
kita ;
2.Kita bebas memilih nilai-nilai
kita ;
3.Kita bebas memilih bagaimana kita
memperlakukan orang lain ;
4.Kita bebas memilih bagaimana
mengatasi kesusahan ;
5.Kita bebas memilih apa-apa saja
yang kita ingin pelajari ;
6.Kita bebas memilih apa yang kita
ingin capai dalam hidup ;
7.Kita bebas memilih sikap kita
tanpa terombang ambing lingkungan
sekitar
8.Ada banyak pilihan-pilihan
lainnya yang dapat kita lakukan
dan tuannya adalah kita sendiri.

Anonymous said...

sesuatu kebebasan disekat oleh kebebasan yang lain pula.

nizam
kk

Amin Ahmad said...

sebab itu bicara bebas itu datang bersama bicara adil.

manusia yg hanya mahu jadi liberal sosial, yakni hanya mahu bicara soal bebas sosial tanpa pembatas kekuatan undang-undang akan terfana dalam fatamorgana tak bertepi.

testamen islam sangat menarik - manusia bebas memilih syurga dan neraka, mahu kufur atau taat...dan pilihan2 ini sebenarnya ialah pembatas sebenar yang tidak disebut.

istilah bebas-mutlak sebenarnya istilah untuk menonjolkan ketidakpastian dan menempatkan ketakutan pada manusia serta langsung tidak membebaskan mereka.

Anonymous said...

Manusia masih bernafas kerana mereka tidak bebas. Manusia masih bernafas kerana ditanggung kehidupannya. Manusia masih bernafas kerana 'suap'oleh pemberi rezeki, oleh ArRahman. Kalau Dia membiarkan planet dan bintang berlari ikut suka..Kalau Dia membiarkan manusia menumbuhkan sendiri pokok yang ditanam. Kalau Dia membiarkan manusia bebas menurunkan hujan sendiri. Kalau Dia membebaskan manusia agar memperjalankan matahari dengan daya manusia sendiri. Kalau Dia buat keputusan, "kamu bebas menghasilkan oksigen kamu sendiri, Aku berlepas tangan!" Kalau ArRahman itu membuat keputusan agar manusia bebas mengaturkan alam semesta ini sendiri!