www.flickr.com

Wednesday, January 13, 2010

Khoda

Kalau sekadar dikotomi sunni-shi'i, itu jelas saja bermasalah. Tapi dhamir saya juga sepertinya memberitahu bahawa dikotomi muslim-kafr seperti harus direnung baik-baik. Seolah-olah ada yang tak selesai, atau sering salah-tafsir di sana.

Namun begitu, hal ini tak menghalang untuk saya memetik kembali kata-kata Imam Ja'far as-Shadiq. Sebuah petikan yang diperoleh dari makalah Muhsin Labib: "Maka barangsiapa menyembah nama tanpa makna, ia sungguh telah kafir dan tidak menyembah apa-apa. Barangsiapa menyembah nama dan makna (sekaligus), maka ia sungguh telah musyrik dan menyembah dua hal. Dan barangsiapa menyembah makna tanpa nama maka itulah Tawhid."

Mengapa saya memetik penggalan ini? Sebab, kata Imam Ja'far as-Shadiq tentang Khoda (Tuhan) ini juga adalah kata jiwa saya. Sebuah kata dari rasa ufuk yang tertanam dalam diri.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

1 comment:

Rajagobok said...

Asalamualaikum,

Boleh tak ustaz jelaskan menggunakan ayat atau bahasa yang mudah tentang maksud tulisan ustaz berkenaan.